Tulang Sulbi Dalam Tinjauan Tafsir dan Osteologi

TULANG SULBI mempunyai keistimewaan dan keajaiban, yaitu tentang kebenaran tulang sulbi yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an (yakhruju min bain ash-Sulbi wa at-Tharā’ib), Al-Qur’an Surah Ath-Thariq ayat 7, dan hadits Nabi Muhammad SAW 1400 tahun silam, serta berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan tentang fakta tulang sulbi tersebut. 

Dilihat dari sisi anatomi tubuh manusia, ash-Shulbi wa at-Tarā’ib (tulang punggung dan tulang dada) ini mencakup tulang belakang yang terdiri dari 7 tulang belakang leher, 12 tulang dada, 5 tulang lumbar, 5 tulang ekor, dan 5 tulang pinggul. 

As-Solb (tulang sulbi) dimulai dari pundak.Tulang sulbi adalah: tulang belakang dada + tulang lumbar + pangkal punggung, atau sama dengan  12+5+5 = 22 tulang belakang. 

Adapun at-Tarā’ib bukan merupakan tulang rusuk dada sebagaimana diketahui pada umumnya, melainkan pengkhususan, 4 tulang rusuk dari bagian kanan dada, 4 tulang rusuk dari bagian kiri dada yang mengikuti tulang selangka ditempat pemakaian kalung. Kemudian yang paling menarik adalah, tulang sulbi mempunyai keistimewaan dan keajaiban, yaitu tentang kebenaran tulang sulbi yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan yang telah disabdakan Nabi Muhammad SAW di dalam hadits, serta penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh para ilmuwan tentang fakta tulang sulbi tersebut.  

PENDAHULUAN 

Pada masa awal Al-Qur’an diturunkan, informasi-informasi dalam Al-Qur’an sebagiannya belum dapat dipahami oleh umat Islam saat itu, yang kebenarannya baru terbukti pada zaman sekarang ini, sehingga mustahil Al-Qur’an merupakan karya Nabi Muhammad SAW sendiri sebagaimana tuduhan para orientalis dan kaum yang memusuhi Islam lainnya, dengan tujuan untuk menghindari dan menutupi kebenaran. 

Allah berfirman,
اَفَلَا یَتَدَبَّرُوۡنَ الۡقُرۡاٰنَ ؕ وَ لَوۡ کَانَ مِنۡ عِنۡدِ غَیۡرِ اللّٰہِ لَوَجَدُوۡا فِیۡہِ اخۡتِلَافًا کَثِیۡرًا
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an? Kalau kiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” (QS. An-Nisa’: 82)

Islam mengharuskan pemeluknya agar menuntut ilmu dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia terus berkembang seiring perkembangan zaman dan tersingkapnya rahasia alam. Al-Qur’an berlaku untuk semua zaman, bahkan banyak hal yang belum dapat dimengerti oleh manusia zaman sekarang, seperti banyak hal pula yang sudah mulai dipahami seiring perjalanan waktu, sebagaimana firman Allah dalam surah Shad [1]
     اِنۡ ہُوَ اِلَّا ذِکۡرٌ لِّلۡعٰلَمِیۡنَ  وَ لَتَعۡلَمُنَّ نَبَاَہٗ بَعۡدَ حِیۡنٍ
“Al-Qur’an ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al-Qur’an setelah beberapa waktu lagi.” (QS. Shad: 87-88)

Hubungan antara Sains dan Agama dalam beberapa tahun terakhir ini masih menjadi isu yang menarik untuk dikaji. Sejarah panjang keduanya telah melahirkan hubungan-hubungan yang kompleks. Harmonis dan Disharmonis. Meski demikian, isu hubungan agama dan Sains tidak selalu diisi dengan pertentangan dan ketidaksesuaian. Banyak kalangan yang berusaha mencari hubungan antar keduanya, dan ada pula kalangan yang beranggapan bahwa agama dan sains tidak akan pernah dapat dipertemukan, keduanya adalah etentitas yang berbeda, memiliki wuilayah masing-masing yang terpisah baik segi objek formal-material (ontologi), metode penelitian (epistimologi), serta peran yang dimainkan (aksiologi). 

Menurut Al-Attas, Ilmu merupakan satu kesatuan, namun dapat dikategorikan menjadi dua berdasarkan sifat dan tujuannya. Ilmu jenis pertama adalah ilmu pengenalan yang cara memperoleh ilmu tersebut berdasarkan wahyu, ilham dan ma’rifat, penyingkapan (kasyf), dan penyaksian langsung (musyahadah), Ilmu jenis kedua adalah Ilmu (Sains) yang diperoleh melalui akal dan hati (qalb) manusia, pengalaman serta pengamatan langsung. 

Ilmu pengenalan, meskipun pada tingkat awal bergantung kepada ilmu, namun tidak memerlukan bukti-bukti untuk mengesahkannya karena dia merujuk kepada pemahaman batin atas hakikat ruhaniyah. Sains menurut Al-Attas adalah Ta’wil terhadap alam semesta. [2]

Membahas hubungan Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan bukan dinilai dari banyak atau tidaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang dikandungnya, tetapi lebih utama adalah melihat, adakah Al-Qur’an atau jiwa ayat-ayatnya menghalangi ilmu pengetahuan atau mendorongnya, karena kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya diukur melalui sumbangan yang diberikan kepada masyarakat atau kumpulan ide dan metode yang dikembangkannya, tetapi juga pada sekumpulan syarat-syarat psikologis dan sosial yang diwujudkan, sehingga mempunyai pengaruh (positif atau negatif) terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. [3]

Pada dasarnya, secara tidak langsung Allah SWT telah menunjukkan bahwa Al-Qur’an merupakan sumber ilmu pengetahuan. Al-Qur’an yang merupakan sumber ilmu pengetahuan, dapat digunakan untuk menggali ilmu dan mengembangkan teknologi  yang belum ditemukan pada masa sekarang. [4] Adapun beberapa ilmu pengetahuan yang disinggung Al-Qur’an salah satunya ialah anatomi tubuh manusia. 

Manusia dalam keadaan kesempurnaan fisiknya dapat dibagi dalam beberapa bagian. Antara bagian satu dengan lainnya memiliki struktur dan fungsi yang berbeda. Antara organ satu dengan organ lainnya membutuhkan kerja dan aktifitas penuh dalam menunjang kehidupan manusia. Sistem saraf akan sempurna bila didukung oleh sistem jantung, hati, ginjal, paru-paru, dan organ lainnya. Atas keteraturan tersebut, sepatutnya manusia dapat mempertimbangkan bahwa dibalik susunan dan struktur organ-organ tersebut tersimpan rahasia luar indrawi. Keteraturan dan keseimbangan fungsi organ akan mengalami ketundukan dalam sistem yang telah ditetapkan oleh sang Pencipta organ sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur’an, sehingga manusia dapat mempertimbangkan untuk senantiasa memelihara dan menjaganya sampai kapanpun. [5]

Organ tubuh manusia terdiri atas saraf, jantung, hati, ginjal, paru-paru, dan organ lainnya. Organ tersebut memiliki kapasitas dan unsur-unsur yang berbeda-beda. Aktifitas dari organ-organ tersebut dalam pertumbuhan dan perkembangan menyesuaikan dengan perkembangan usia dan sistem kerja organ lainnya. [6]

Berikut ini akan dipaparkan salah satu organ tubuh manusia yang memiliki keistimewaan dan keajaiban, yaitu tentang fakta penciptaan dan kebangkitan kembali manusia dari tulang sulbi (tulang ekor). 

Pengertian Tulang Sulbi 
Sulbi secara bahasa berarti kasar, kuat (ghalidz), keras (syadid). Sulbi adalah tulang punggung dari sisi paling atas sampai akhir paling bawah[7] Kamus-kamus bahasa menyepakati bahwa as-Solb adalah tulang punggung dari pundak sampai bagian punggung paling bawah. Jamaknya as-Solb adalah aslab dan aslāb. As-Solb juga berarti keturunan dan dikatakan juga mempunyai arti keturunan bangsa Arab, yakni orang yang murni bangsa dan keturunan Arab. [8] 
Kata sulbi (صلب) dalam Al-Qur’an terulang sebanyak 8 kali di dalam 7 surah dengan arti yang berbeda-beda. Setidaknya terdapat 3 arti, yaitu: QS. An-Nisa’: 157, QS. Yusuf : 41, QS. Al-A’raf : 124, QS. Thaha: 71, QS. Asy-Syu’ara: 49, dan QS. Al-Maidah: 33, dengan arti salib, menyalib. Kemudian dalam QS. Ath-Thariq: 7 dengan arti tulang sulbi (punggung), dan QS. An-Nisa’: 23 dengan arti anak kandung[9] 
Analisis terakhir sebagaimana disampaikan oleh kebanyakan kamus-kamus dan tafsir-tafsir, ditemukan bahwa as-Solb bersinonim dengan az-Zuhr, yaitu bagian tertentu dari punggung bukan keseluruhan bagian punggung. Sebagaimana dijelaskan dalam surah Al-A’raf: [10]

وَ اِذۡ اَخَذَ رَبُّکَ مِنۡۢ بَنِیۡۤ اٰدَمَ مِنۡ ظُہُوۡرِہِمۡ ذُرِّیَّتَہُمۡ وَ اَشۡہَدَہُمۡ عَلٰۤی اَنۡفُسِہِمۡ ۚ اَلَسۡتُ بِرَبِّکُمۡ ؕ قَالُوۡا بَلٰی ۚۛ شَہِدۡنَا ۚۛ اَنۡ تَقُوۡلُوۡا یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ اِنَّا کُنَّا عَنۡ ہٰذَا غٰفِلِیۡنَ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi. “(Kami lakukan yang demikian itu) agar dihari Kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.” (QS. Al-A’raf: 172)

Tulang sulbi (coccyx), adalah tulang terakhir pada rangkaian tulang belakang pada kera dan manusia (yaitu primata tak berekor), terbentuk oleh penggabungan 3-5 tulang ekor. [11] Tulang sulbi (sulbi, tulang belakang) mencakup tulang belakang dan dada (thorax/toraks), tulang belakang pinggang (lumbar), dan tulang kelangkang (sacrum/sakrum). 

Dilihat dari sudut pandang sistem saraf, dia mencakup pusat reproduksi yang memberikan perintah untuk ereksi, memancarkan sperma, dan menyiapkan kebutuhan-kebutuhan (prasyarat) aktivitas seksual. Sistem reproduksi diikat oleh saraf pembuluh darah (nerveplexus) yang muncul dari tulang belakang. Diantaranya adalah solar plexus (plexus jaringan saraf-saraf simpatis yang terletak di belakang lambung dan di depan aorta), hypogastric plexus (yang terletak antara bulu kemaluan dan pusat), plexus pelvinus NA (plexus hypogastricus inferior NA) (yang terletak di panggul). [12] 

Dalam plexus-plexus ini, ada dua yang saling terjalin, yakni sympathetic dan parasympathetic yang bertanggung jawab atas pengempisan/penurunan dan pengembangan/penaikan pembuluh-pembuluh, juga ereksi dan pengenduran syahwat serta berkaitan dengan kesempurnaan persetubuhan. Ini karena parasympathetic nervous system adalah bagian dari sistem saraf otonom yang menurunkan aktivitas fungsi tubuh, sedangkan sympathetic nervous system adalah bagian dari sistem saraf otonom yang menaikkan aktivitas fungsi tubuh. 

Bagian tulang belakang yang berperan dalam pengikatan saraf ini sejajar dengan bagian punggung kedua belas, lumbar pertama dan kedua, tulang ekor bagian kedua, ketiga, dan keempat. [13]

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dipahami bahwa tulang sulbi adalah asal mula penciptaan manusia.

FUNGSI TULANG SULBI 

1. Asal Mula Penciptaan Manusia 

Allah SWT berfirman:
  يَخْرُجُ مِن بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ  خُلِقَ مِن مَّاءٍ دَافِقٍ  فَلْيَنظُرِ الْإِنسَانُ مِمَّ خُلِقَ 
“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan. Dia (manusia) diciptakan dari air yang terpancar, yang ke luar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada”. (QS. Ath-Thariq: 5-7).

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dari “air yang dipancarkan, yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada.” Di zaman sekarang, dalam tahap embrio, sains memberitahu bahwa organ kemaluan manusia, testikel pada pria dan ovarium pada wanita mulai berkembang di sekitar ginjal, antara sumsum tulang belakang, tulang rusuk kesebelas dan keduabelas. [14]

Seiring perkembangannya, mereka turun. Ovarium (sel telur wanita) berhenti dipanggul, sementara testis pada pria turun menuju skrotum (kantong buah pelir). Setelah penurunan itu, pada kehidupan seorang dewasa, mereka masih mendapat suplai syaraf dan tempat yang sama, yaitu di antara tulang belakang dan rusuk. [15] Dengan kata lain, tulang sulbi merupakan sumber yang mensuplai darah pada testis dan ovari yang terletak di antara tulang sulbi dan tulang dada, yaitu pembuluh darah vesticular artery (sistem pembuluh darah) dan ovary artery (pembuluh darah yang memasok darah beroksigen ke ovarium pada wanita) bermula dari satu tempat antara tulang sulbi dan tulang dada. [16] 

2. Berperan dalam Proses Pembentukan Organ 
Sel-sel lapisan tengah janin yang dihasilkan oleh pita primer memiliki keistimewaan berupa kemampuan yang luar biasa untuk melakukan pembelahan diri secara cepat, melakukan variasi dan spesifikasi, dan melakukan mutasi (perpindahan) dalam rangka membentuk beragam jenis dan jaringan tertentu, serta organ dan sistem tertentu. Adapun model variasi yang dilakukan sel-sel ini adalah pergerakannya dari simpul primer janin guna membentuk patok-patok pertama urat saraf punggung (notochord) yang menjadi cikal bakal pembentukan sistem saraf dengan beragam sub-subdivisinya. [17] Hingga akhir minggu keempat sejak pembuahan, pita primer terus-menerus bekerja membentuk sel-sel tengah dalam tubuh janin dengan penuh semangat. Setelah itu, ia berangsur-angsur melamban dalam memproduksi sel-sel tersebut, untuk kemudian menyusut cepat, hingga berukuran sangat kecil dan nyaris tidak terdeteksi, kemudian ia berangsur-angsur ditarik mundur ke daerah selangkangan atau tulang tungging janin (the sacrococcygeal region of the embrio). [18]

Kalangan ilmuwan disiplin embriologi dewasa ini menyadari bahwa sel-sel pita primer telah dianugerahi kemampuan yang luar biasa oleh Allah Sang Maha Pencipta untuk melakukan proses perpaduan sel-sel khusus. Oleh karena itu, ia disebut dengan nama “sel pita primer yang multipotensi” (pleuropotent primitive streak cells). Keistimewaan sel-sel ini dan sensitivitasnya yang luar biasa tampak jelas dari pertumbuhannya yang sangat cepat layaknya sejumlah tumor pengubah bentuk (teratoma) yang mengandung jaringan-jaringan, atau bermacam-macam organ jika ia terkena beberapa pengaruh, misalnya sinar. Hal ini menunjukkan kemampuan sel-sel tulang ekor/sulbi untuk membentuk seluruh jaringan dan organ tubuh selama proses pembentukan dirinya. [19] Ia juga mengisyaratkan kemampuannya untuk tumbuh, layaknya tumbuhan pada hari kebangkitan kelak dengan hanya disiram air khusus dari langit. Hal ini sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW dalam sebuah hadits:

"Kemudian Allah SWT menurunkan air khusus dari langit, sehingga mereka tumbuh seperti tumbuhnya kecambah."

Abu Hurairah menambahkan:

"Tidak ada bagian tubuh manusia kecuali akan binasa, kecuali hanya satu tulang. Ia adalah tulang ekor. Darinyalah manusia akan dirakit pada hari kiamat." [20]

3. Penghubung Antara Tulang Otak dengan Saraf 
Perasaan dan Otot Penggerak Tulang sulbi adalah tulang punggung dari sisi paling atas sampai akhir paling bawah. Allah menjadikan tulang punggung dari rangkaian beberapa ruas tulang, untuk memudahkan tegak lurus dan membungkuk, sekiranya ia terdiri dari selonjor tulang, maka tidak mungkin ia membungkuk. Tetapi seandainya ia terdiri dari ruas yang kecil-kecil, maka ia lebih mudah membungkuk dari pada tegak, sehingga sumsum di dalamnya pun tidak terpelihara. Oleh sebab itu ia dijadikan sedemikan rupa sehingga dapat berfungsi dengan baik, dapat membungkuk dan dapat memelihara sumsum yang menghubungkan perasaan dengan otak. [21] 

Bagi tiap-tiap ruas tulang punggung itu empat bagian luar yaitu: lapisan tulang rawan, tulang belakang dan tulang sendi di bagian  kanan dan kiri. Lapisan tulang rawan itu agar tidak mudah pecah ketika terkena benda yang keras, sedangkan tulang keras yang di belakang untuk melindungi ruas tulang dari benturan benda lain. Rangkaian tulang-tulang ruas itulah yang menjadi kesatuan tulang punggung, kemudian diikat antara satu dengan lainnya dengan pengikat yang kuat, sehingga kelihatan hanya selonjor tulang.

Adapun tulang sendi yang ada di kanan dan kiri, adalah tempat memasang tulang rusuk untuk melindungi tulang punggung dari kiri dan kanan, sebagaimana tulang belakang melindunginya dari belakang. [22] Adanya otak menjadi pusat segala perasaan dan pikiran, dan harus berhubungan dengan seluruh anggota tubuh, sedangkan urat saraf tidak cukup untuk menghubungkan seluruh anggota dengan otak, maka sumsum yang di dalam tulang punggung itulah yang menghubungkan antara otak dengan saraf perasaan dan otot penggerak. Apabila badan terkena panas atau dingin, ataupun terkena suatu benda yang menyakitkan, maka perasaan itu disampaikan urat saraf kepada sumsum, dan sumsum itulah yang melanjutkan ke otak. Maka dengan spontan otak memerintahkan anggota-anggota badan melalui urat saraf penggerak untuk menolak segala gangguan itu. [23]

Di sepanjang tulang punggung terdapat dua puluh sembilan pasang saraf perasaan dan saraf penggerak, yang terletak pada kedua belah sampingnya. Perhatikanlah susunan otak, tulang punggung dan urat saraf, dalam hubungan antara satu dengan lainnya, berproses sebagai tenaga listrik, dengan sekejap mata mengirimkan listrik melalui urat saraf keseluruh anggota badan. [24]

KEISTIMEWAAN TULANG SULBI 

Di dalam Al-Qur’an, Allah menyebutkan tulang sulbi dengan redaksi kata (الصلب) dengan arti tulang punggung, yaitu pada surah  ath-Thariq ayat yang ke-7, sementara di dalam hadits Rasulullah SAW, tulang sulbi ini dibahasakan dengan (الذنب عجب’) ajb adz-dzanab dengan arti tulang ekor.

Sejauh ini belum dijumpai kitab tafsir yang merelevansikan antara surah ath-Thariq ayat 7 dengan hadits tersebut. Akan tetapi dalam buku yang berjudul “Al-Qur’an VS Sains Modern Menurut Dr. Zakir Naik Sesuai atau Tidak Sesuai?” oleh Ramadhani dkk, dijelaskan bahwa tulang sulbi merupakan salah satu bagian dari tubuh manusia yang jarang diketahui. Tulang sulbi adalah bagian paling ujung dari tulang belakang manusia, mungkin lebih dikenal dengan sebutan tulang ekor. Dari buku tersebut dapat direlevansikan antara surah ath-Thariq ayat 7 dengan hadits Rasulullah SAW tentang tulang ekor.

Sebagaimana telah dijelaskan, bahwa sulbi adalah tulang punggung dari sisi paling atas sampai akhir paling bawah. Kamus-kamus bahasa juga menyepakati bahwa as-Solb adalah tulang punggung dari pundak sampai bagian punggung paling bawah, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tulang sulbi yang disebutkan dalam Al-Qur’an merupakan satu bagian dengan ‘ajb adz-dzanab tulang ekor yang disebut dalam hadits. Karena tulang sulbi adalah bagian tulang belakang yaitu tulang punggung dari pundak sampai bagian punggung paling bawah, sementara ‘ajb adz-dzanab adalah tulang ekor yaitu bagian paling ujung dari tulang belakang tersebut.

Dr. Zaghul an-Najjar mengemukakan dalam bukunya, Al-I’jaz ‘Ilmi fi as-Sunnah an-Nabawiyyah, bahwa dalam sejumlah hadits Nabi, ‘ajb adz-dzanab (tulang ekor) disebut sebagai pangkal (benih dasar) yang menjadi titik tolak penciptaan manusia sewaktu dalam proses pembentukan janin dan ia akan tetap utuh meski seluruh tubuh telah hancur lebur dimakan tanah. Selanjutnya menjadi “benih” dan dihidupkannya kembali manusia pada hari kebangkitan. [25]

Salah satu hadits Nabi SAW tentang tulang ekor, adalah:

 كل ابن ادم يأ كله الرتاب إال عجب الذنب منه خلق و فيه يركب
“Seluruh (bagian tubuh) anak Adam akan dimakan tanah kecuali tulang ekor. Darinyalah ia diciptakan dan dengannyalah ia dirakit kembali” [HR. Muslim].

Hadits ini mengandung fakta-fakta ilmiah yang belum bisa dimengerti dan dipahami oleh ilmu pengetahuan kecuali baru pada beberapa tahun terakhir. Yaitu ketika para spesialis embriologi sebagaimana dikutip Dr. Muhammad Ali al-Barr dalam sebuah kajian panjang, mampu membuktikan bahwa semua bagian tubuh manusia tumbuh dari pita yang sangat kecil yang disebut dengan “pita pertama atau pita dasar”.

Pita ini tercipta dengan kekuasaan Allah SWT pada hari kelima belas setelah pembuahan ovum dan penanamannya di dalam dinding rahim. Tidak lama setelah itu, janin pun terbentuk ketiga tingkatannya dimana pada masing-masing tingkatan organ-organ tubuh tercipta, diawali dengan sistem saraf dan permulaan-permulaan terbentuknya tulang belakang. Pita sangat kecil ini diberi kemampuan oleh Allah SWT untuk menjadi katalisator bagi organ-organ tubuh dalam membelah, menspesialisasi, membedakan diri, dan mengumpul dalam jaringan khusus. Dan semua organ tubuh saling melengkapi dan membantu dalam menjalankan seluruh fungsi tubuh. [26]
Dan ternyata, riset membuktikan bahwa pita pertama ini menyusut hingga terbenam di dalam pangkal tulang sulbi di ujung tulang belakang. Dan inilah yang dimaksud dengan tulang ekor dalam hadits Rasulullah SAW di atas. 
Ketika seseorang meninggal dunia, maka seluruh organ tubuhnya akan rusak dan musnah kecuali tulang ekornya yang disebutkan oleh beberapa hadits Rasulullah SAW sebagai bibit penciptaan kembali manusia pada hari kiamat. [27] Hadits Nabi ini juga hadir sebagai nota penjelasan atas firman Allah SWT:

قَدْ عَلِمْنَا مَا تَنقُصُ ٱلْأَرْضُ مِنْهُمْ ۖ وَعِندَنَا كِتَٰبٌ حَفِيظٌۢ
“Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang dihancurkan oleh bumi dari (tubuh-tubuh) mereka, dan pada sisi Kami pun ada kitab yang memelihara (mencatat)." (QS. Qaf: 4).

Dari petunjuk hadits nabawi dan ayat suci ini, dapat ditarik benang merah bahwa setelah tubuh orang-orang yang meninggal dunia yang ada di kubur terurai menjadi komponen-komponen dasar penyusunnya, yaitu air dan debu bumi, maka tidak ada yang tersisa kecuali satu komponen penting. Oleh karena itu, ayat suci diatas menyinggung ihwal air dan debu dengan ungkapan “apa yang dihancurkan oleh bumi (dari tubuh-tubuh mereka)”. Seolah-seolah yang asli dari diri mereka adalah apa yang tersisa setelah hilangnya semua itu.

Rasulullah SAW juga menjelaskan apa yang tersisa dari tubuh mayyit setelah mengalami penguraian, yaitu tulang ekor. Ia adalah tulang mirip biji sawi yang menjadi pangkal penciptaan, dan akan menjadi titik mula perakitan kembali manusia pada hari kebangkitan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ia adalah komponen terpenting di dalam tubuh manusia. [28] Lebih dari itu, dan ini yang terpenting, ‘ajbu dz-dznab atau tulang ekor, sari rikadatu atau relix dalam bahasa Hindu-Budha, berdasarkan penelitian mutakhir, sebagaimana yang disampaikan oleh Jamil Zaini, Trainer Asia Tenggara Kubik Jakarta ketika mengisi acara buka puasa bersama di al Azhar-Solo Baru dengan tajuk, “Inspiring Day, Inspiring The Spirit of Life”, tulang ekor ini merekam semua perbuatan anak Adam, dari sejak lahir hingga meninggal dunia. Ia merekam semua perbuatan baik buruk mereka. Dan perbuatan mereka ini akan berpengaruh pada kondisi tulang ekornya. Putih bersih atau hitam kotor. Semakin banyak energi positif atau kebaikan seseorang maka semakin bersih tulang ekornya, dan semakin banyak energi negatif atau keburukan seseorang maka semakin hitamlah tulang ekornya. [29] 

Pendapat lain dari Dr. Ahmad Syawqi Ibrahim yang secara akademis mempunyai latar belakang pendidikan dibidang kedokteran, menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Al I’jaz Al ‘Ilmi Hadits An Nabawi Khalqun Insan, mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ‘ajbudz dzanab bukanlah ujung tulang ekor seperti yang terlintas dalam benak kebanyakan ulama, melainkan adalah atom. Maka, perbedaan di antara kedua ilmuwan ini mengenai ‘ajbudz dzanab ialah, Dr. Zaghul an-Najjar menjelaskan didalam bukunya yang di maksud dengan ‘ajbudz dzanab adalah tulang ekor, dan sel-sel tulang ekor ini tidak akan hancur. Sedangkan menurut Dr. Ahmad Syawqi Ibrahim yang dimaksud dengan ‘ajbudz dzanab adalah atom, bukan tulang sulbi.

Adapun persamaan pendapat kedua ilmuwan ini tentang ‘ajbudz dzanab adalah bahwa ada sel-sel atau atom yang tidak hancur dari tulang tersebut, karena dari sel-sel atau atom itulah manusia dibangkitkan kembali dihari akhir kelak -- Wallahu’alam bish Shawab.

TULANG SULBI DALAM PERSPEKTIF TAFSIR DAN OSTEOLOGI 

  يَخْرُجُ مِن بَيْنِ الصُّلْبِ وَالتَّرَائِبِ  خُلِقَ مِن مَّاءٍ دَافِقٍ  فَلْيَنظُرِ الْإِنسَانُ مِمَّ خُلِقَ 
“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan. Dia (manusia) diciptakan dari air yang terpancar, yang ke luar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada”. (QS. Ath-Thariq: 5-7).

Thantawi Jauhari menjelaskan dalam tafsir al-Jawahir, Yakhruju min bain ash-Shulbi wa at-Tarā’ib, yaitu air mani yang keluar dari laki-laki dan perempuan, karena air mani tersebut keluar dari keduanya lalu bersatu kemudian. [30] Dan ketahuilah bahwa dalam otak terdapat pusat akal dan fikiran, dan sebagai penggantinya dalam tubuh adalah jaringan syaraf yang terdapat pada tulang punggung. Jaringan syaraf ini memiliki banyak cabang yang tersambung ke seluruh anggota tubuh untuk mengingatkan anggota tubuh yang bergerak sehingga dapat melakukan sesuatu. Dan tak akan ada kemampuan berjima’ (bersetubuh) kecuali dengan adanya jaringan syaraf tersebut. Dan sudah diketahui bahwa tarā’ib yang merupakan tulang dada perempuan adalah tempat kalung dan perhiasan yang menghiasi wanita.

Maka hal terpenting bagi lakilaki saat berhubungan suami istri adalah kekuatan otot dan syaraf yang berada pada jaringan syaraf di tulang punggung. [31] Adapun pada perempuan, hal yang paling terpenting saat itu adalah keindahan perhiasan, dan yang paling terpenting adalah apa yang ada di dadanya (hatinya). Apabila baik dadanya (hatinya) dan indah perhiasannya, maka sempurnalah keadaan yang dengannya ia mendapat keturunan. Atas dasar inilah kaum laki-laki diungkapkan dengan shulbi (tulang punggung) dan perempuan dengan tarā’ib (tulang dada). Ini merupakan salah satu keindahan bahasa. [32] Dalam Ilmu Bayan disebut dengan majaz mursal, yaitu menyandarkan pada satu bagian terpenting namun bagian tersebut dapat mencakup keseluruhannya, sebagaimana halnya jika menyebut kata raqabah (leher) untuk mengungkapkan seorang budak dan ra’sun (kepala) untuk mengungkapkan kata kabsyun (domba jantan), yang dimaksud adalah budaknya secara utuh, bukan hanya lehernya saja. Yang dimaksud adalah domba jantan secara utuh, bukan kepalanya saja. Akan tetapi karena anggota tubuh tersebut (shulbi dan tarā’ib)  adalah hal yang istimewa dalam diri keduanya (suami dan istri/lakilaki dan perempuan), maka keduanya pun diungkapkan dengan shulbi dan tarā’ib. [33]

Begitulah dalam masalah ini, setiap suami dan istri memiliki anggota tubuh yang istimewa yang digunakan sebagai ungkapan sehingga sempurnalah usaha mereka untuk memperoleh keturunan. [34]

Kemudian Imam ar-Razi menjelaskan dalam tafsir Mafatihul Ghaib, bahwasanya lahirnya manusia yang awalnya dari setetes air adalah tanda adanya pencipta, adalah tanda-tanda yang sangat jelas atas keberadaan Allah SWT. Beberapa dalil keberadaan Allah:
  1. Susunan yang begitu mengagumkan pada tubuh manusia begitu sangat komplek, maka lahirnya tubuh dari unsur yang sangat sederhana menunjukkan keberadaan yang Maha Kuasa. 
  2. Pengetahuan manusia terhadap keadaan dirinya melebihi pengetahuannya terhadap yang lain, maka ketidaksempurnaan pengetahuan ini adalah dalil kesempurnaan Allah. 
  3. Bahwasannya apa yang dilihat oleh manusia dari keadaankeadaan ini pada diri anaknya dan anak-anak hewan yang terus berkelanjutan merupakan bentuk dalil yang kuat terhadap adanya Sang Pencipta. 
  4. Kesimpulan pada bab ini, yaitu bentuk dalil atas keberadaan sang pencipta yang arif bijaksana, dan menjadi dalil pasti adanya hari berbangkit, mahsyar dan perhitungan. [35] 
Karena penciptaan manusia disebabkan oleh susunan bagian-bagian yang berbeda-beda pada tubuh kedua orang tuanya. Bahkan semua makhluk seperti itu. Maka tatkala pencipta mampu menyusun bagian-bagian yang berbeda-beda tersebut sehingga tercipta dari manusia yang sama, maka wajib kita katakan: sesungguhnya setelah kematiannya dan terpisahnya semua anggota badan maka ini menunjukkan mampunya Pencipta untuk menyusun kembali bagianbagian tubuh yang sudah terpisah-pisah itu dan kembali menjadikan seperti semula. [36] 

Kamus-kamus bahasa menyepakati bahwa as-Solb adalah tulang punggung dari pundak sampai bagian punggung paling bawah. Jamaknya as-Solb adalah aslab dan aslāb. As-Solb juga berarti keturunan dan dikatakan juga mempunyai arti keturunan bangsa Arab, yakni orang yang murni bangsa dan keturunan Arab. Adapun at-Tarā’ib, kata dasarnya adalah tarībah yaitu tulang dada, sesuatu yang dekat dengan leher, sesuatu yang berada diantara buah dada dan tulang selangka, 4 tulang rusuk dari bagian kanan dan 4 tulang rusuk dari bagian kiri, atau tempat dibagian dada yang biasa dipakai kalung. [37] 

Sebagian mufassir mengatakan bahwa as-Solb adalah tulang sulbi laki-laki dan at-Tarā’ib adalah tulang dada perempuan. Dan, sebagian yang lain mengatakan: sesuatu yang keluar dari antara tulang sulbi adalah salah satu dari laki-laki dan perempuan, sedangkan dari Tarā’ib adalah keduanya.

Analisis terakhir sebagaimana disampaikan oleh kebanyakan kamus-kamus dan tafsir-tafsir, ditemukan bahwa as-Solb bersinonim dengan az-Zuhr, yaitu bagian tertentu dari punggung bukan keseluruhan bagian punggung. Begitu juga ditemukan bahwa maksud tarā’ib bukan seluruh tulang rusuk, tetapi tulang rusuk tertentu. [38] 

Telah diketahui bahwa tulang belakang terdiri dari 7 tulang belakang leher, 12 tulang dada, 5 tulang lumbar, 5 tulang ekor, dan  5 tulang pinggul. As-Solb (tulang sulbi) dimulai dari pundak. Tulang belakang leher bukan merupakan bagian dari tulang sulbi. Adapun ujung tulang sulbi yaitu pangkal punggung. Tulang sulbi adalah: tulang belakang dada + tulang lumbar + pangkal punggung, setara: 12+5+5 = 22 tulang belakang. Adapun at-Tarā’ib bukan merupakan tulang rusuk dada sebagaimana diketahui pada umumnya, melainkan pengkhususan, 4 tulang rusuk dari bagian kanan dada, 4 tulang  tulang rusuk dari bagian kiri dada yang mengikuti tulang selangka ditempat pemakaian kalung. [39]


Keterangan gambar:

A. Tulang Belakang 
Tulang Belakang (columna vertebralis) merupakan penopang tubuh utama. Terdiri atas jejeran tulang-tulang belakang (vertebrae). Di antara tulang-tulang vertebrae terdapat discus invertebralis merupakan tulang rawan  yang membentuk sendi yang kuat dan elastis. Discus invertebralis memungkinkan tulang belakang bergerak ke segala arah. Jika dilihat dari samping, tulang belakang membentuk lekukan leher (cervix), lekukan dada (thorax), lekukan pinggul (lumbar), dan lekukan selangkang (sacral). [40]
Fungsi columna vertebralis sebagai penopang badan yang kokoh sekaligus bekerja sebagai penyangga dengan perantaraan tulang rawan cakram intervertebralis yang lengkungnya memberi fleksibilitas untuk membengkok tanpa patah. [41] Lengkungan ini berfungsi sebagai penyangga berat dan memungkinkan manusia melakukan berbagai jenis posisi gerak. [42]

Bentuk ruas tulang belakang terdiri dari 12 ruas yang terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
  1. Badan ruas, merupakan bagian yang terbesar dengan bentuk tebal dan kuat yang terletak disebelah depan 
  2. Lengkung ruas, yang melingkari dan melindungi lubang ruas tulang belakang [43] 
Bagian ruas tulang belakang terdiri dari:
  1. Vertebra servikalis (tulang leher) ada 7 ruas 
  2. Vertebra torakalis (tulang punggung) ada 12 ruas 
  3. Vertebra lumbalis (tulang pinggang) ada 5 ruas 
  4. Vertebra sakralis (tulang kelangkang) ada 5 ruas 
  5. Vertebra koksigialis (tulang ekor) ada 4 ruas [44] 

B. Tulang Dada (Sternum) dan Tulang Rusuk (Costa)

Tulang dada terdiri atas bagian hulu atau tangkai (manubrium sterni), bagian badan (corpus sterni), dan taju pedang (processus xyphoideus). Tulang rusuk terdiri atas 12 pasang tulang rusuk, yaitu 7 pasang rusuk sejati (costa vera), 3 pasang rusuk tak sejati/palsu (costaspuria), dan 2 pasang rusuk melayang (costafluctuantes). [45] Bersama lekukan thorax pada tulang belakang, tulang dada dan tulang rusuk membentuk rongga dada (thorax) yang melindungi organ-organ penting seperti jantung, paru-paru, dan pembuluh darah. Tulang rusuk terdiri dari 12 pasang. Ujung belakangnya melekat pada ruas-ruas tulang belakang.

Tulang rusuk dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu: tulang rusuk sejati berjumlah tujuh pasang. Ujung belakangnya melekat pada ruas-ruas tulang belakang, sedangkan ujung depan melekat pada tulang dada. Tulang rusuk palsu berjumlah tiga pasang. Ujung belakang melekat pada tulang belakang dengan ujung depan melekat pada tulang rusuk di atasnya. Tulang rusuk melayang berjumlah dua pasang. Ujung belakang melekat pada tulang belakang, sedangkan ujung depan bebas tidak melekat. [46] Tulang rusuk merupakan tulang yang menyatu dengan tulang dada pada bagian depan dan menyatu dengan tulang belakang pada bagian belakang. Jadi ash-Shulbi wa at-Tarā’ib (tulang punggung dan tulang dada) itu menyatu.
Kemudian, dilihat dari aspek neurologi (saraf) tulang sulbi mencakup pusat reproduksi yang memberi perintah untuk ereksi, ejakulasi, dan menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan oleh kerja seksual. Selain itu, sistem reproduksi juga dikelilingi oleh aneka ragam jaringan saraf (plexus) yang berasal dari tulang sulbi, diantaranya solar plexus (plexus jaringan saraf-saraf simpatis yang terletak di belakang lambung dan di depan aorta), hypogastric plexus (yang terletak antara bulu kemaluan dan pusar), dan pelvis plexus (yang terletak dipanggul). [47] Di dalam jaringan saraf plexus ini terjadi jibaku antara saraf-saraf simpatik dan parasimpatik yang bertanggung jawab terhadap penyempitan dan pelebaran pembuluh-pembuluh darah, ereksi, ejakulasi, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kerja seksual. [48] 

Keterangan gambar:
peranan utama kompenen simpatik dan parasimpatik sistem saraf otonom pada divis motoris dalam mengatur fungsi tubuh bagian internal. Saraf parasimpatik sistem saraf otonom berasal dari otak bagian bawah dan wilayah sakral sumsum tulang belakang. Saraf simpatik berasal dari wilayah tengah (toraks dan lumbar) sumsum tulang belakang. Sebagian besar jalur otonom terdiri atas dua neuron. Sinapsis diantara kedua neuron tersebut berada di dalam ganglion dalam sistem saraf tepi. Pada masing-masing pasangan, neuron yang mengirimkan sinyal dari sistem saraf pusat ke ganglion disebut neuron praganglionik yang membebaskan asetilkolin pada sinapsis. Neuron yang mengirimkan sinyal dari ganglion ke organ target disebut neuron pascaganglionik. Perhatikan pada diagram diatas, bahwa beberapa jalur simpatik meliputi suatu sinapsis ganglia simpatik yang menonjol dekat dengan sumsum tulang belakang. Sedang ganglia lain kurang menonjol, ganglia neuron parasimpatik terletak di dekat atau di dalam organ target. Sebagian besar akson simpatik membebaskan neurotransmitter norepinefrin pada organ targetnya. Neuron parasimpatik membebaskan asetilkolin. [49]


KESIMPULAN 

Dilihat dari sisi anatomi tubuh manusia, ash-Shulbi wa at-Tarā’ib (tulang punggung dan tulang dada) ini mencakup tulang belakang yang terdiri dari 7 tulang belakang leher, 12 tulang dada, 5 tulang lumbar, 5 tulang ekor, dan 5 tulang pinggul. 

As-Solb (tulang sulbi) dimulai dari pundak.Tulang sulbi adalah: tulang belakang dada + tulang lumbar + pangkal punggung, setara: 12+5+5 = 22 tulang belakang. Adapun atTarā’ib bukan merupakan tulang rusuk dada sebagaimana diketahui pada umumnya, melainkan pengkhususan, 4 tulang rusuk dari bagian kanan dada, 4 tulang rusuk dari bagian kiri dada yang mengikuti tulang selangka ditempat pemakaian kalung.

Dilihat dari sisi neurologi (saraf) tulang sulbi mencakup pusat reproduksi yang memberi perintah untuk ereksi, ejakulasi, dan menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan oleh kerja seksual. Selain itu, sistem reproduksi juga dikelilingi oleh aneka ragam jaringan saraf (plexus) yang berasal dari tulang sulbi, diantaranya solar plexus (plexus jaringan saraf-saraf simpatis yang terletak di belakang lambung dan di depan aorta), hypogastric plexus (yang terletak antara bulu kemaluan dan pusar), dan pelvis plexus (yang terletak di pinggul).

Kemudian yang paling menarik adalah, tulang sulbi mempunyai keistimewaan dan keajaiban, yaitu tentang kebenaran tulang sulbi yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan yang telah disabdakan Nabi Muhammad SAW di dalam hadits, serta penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh para ilmuwan tentang fakta tulang sulbi tersebut.


[Oleh Nirwana Dewi & Afrizal Nur | UIN Sultan Syarif Kasim Riau]

CATATAN KAKI
[1] Azhar, Manusia dan Sains dalam Perspektif Al-Qur’an, (Lantanida Jurnal, Vol. 4 No. 1, 2016), hal. 72
[2] Afrizal Nur, Relasi penafsiran Ayat 18 Surat Ibrahim dengan Sains, h. 2, disampaikan pada Seminar Nasioanl di UNISI Tembilahan, 25 Maret 2019.
[3] Eva Iryani, Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan, (Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol. 17 No. 3 Tahun 2017), hal. 66
[4] Ridwan Abdullah Sani, Sains Dalam Al-Quran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), hal. 10.
[5] Haerani Harun dan Tamrin, Fungsi Organ Tubuh Manusia dari Sisi Medis dan Al-Qur’an, (Jurnal Inspirasi, No XIV Edisi Oktober 2011), hal. 1
[6] Ibid Nun, Vol. 4, No. 2, 2018
[7] Ibnu Manzhur, Lisan al-Arab, hal. 369-370
[8] Duktur Muhammad Fayyadh, I’jaz Ayat Al-Qur’an fi Bayani Khalaq al-Insan, terj. Leni Nurazizah,(Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2015), hal. 59
[9] Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Al-Mu’jam Al-Mufahras li Al-Fazh Al-Qur’an Al-Karim, (Kairo: Dar al-Hadits), hal. 409-410
[10] Duktur Muhammad Fayyadh, I’jaz Ayat Al-Qur’an fi Bayani Khalaq al-Insan, terj. Leni Nurazizah, hal. 59
[11] Elizabeth A. Martin, Kamus Sains, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), terj. Ahmad Lintang Lazuardi, hal. 1130
[12] Dr. Ahsin Sakho Muhammad dkk, Ensiklopedi Kemukjizatan Ilmiah dalam al-Quran dan Sunnah 2, terj. Masturi Ilham Lc dkk, (Jakarta: PT Kharisma Ilmu, 2009), hal. 45
[13] Ibid. Nun, Vol. 4, No. 2, 2018 
[14] Dr. Zakir Naik, Al-Qur’an VS Sains Modern Menurut Dr. Zakir Naik Sesuai atau Tidak Sesuai? (Yogyakarta: Sketsa, TT), hal. 199
[15] Ibid. 86
[16] Ibid.
[17] Prof. Dr. Zaghul Raghib al-Najjar, Pembuktian Sains dalam Sunah,buku 1,terj. Zainal Abidin dkk, (Jakarta: Amzah, 2006), hal. 502
[18] Ibid.
[19] Ibid, hal. 503
[20] Ibid, hal 503
[21] Mochamadiyah Ja’far, Qur’an & Ilmu Pengetahuan Moderen, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1984) hal. 140
[22] Ibid, hal. 141
[23] Ibid.
[24] Ibid.
[25] Samir Abdul Halim dkk, Ensiklopedia Sains Islami, (Tangerang: Penerbit Kamil Pustaka,  hal. 99)
[26] Ibid, hal. 90
[27] Ibid, hal. 91
[28] Prof. Dr. Zaghul Raghib al-Najjar, Buku Pintar Sains Dalam Hadits Mengerti Mukjizat Ilmiah Sabda Rasullah, terj. Yodi Indrayadi, Lc dan Tim Penerjemah Zaman, (Jakarta: Zaman, 2013) hal. 496
[29] Nurliani Rahma Dewi dan Tim, Alam Dalam Juz 30, (Depok: Kuttab Al Fatih, 2016), hal. 83-84)
[30] Thantawi Jauhari, Al-Jawahir, (Beirut: Dar al-Fikr, T.TH), hal. 114
[31] Ibid, hal. 114
[32] Ibid.
[33] Ibid
[34] Ibid
[35] Abu Abdillah Muhammad bin ‘Amr bin Hasan bin Husain Taimi Ar-Razi, Mafatihul Ghaib, (Beirut: Dar Ihya’ At-Turats Al-‘Arabiy, 1420 H), hal. 120
[36] Ibid
[37] Duktur Muhammad Fayyadh, I’jaz Ayat Al-Qur’an fi Bayani Khalaq al-Insan, terj. Leni Nurazizah, hal. 59
[38] Ibid, hal. 59
[39] Ibid, hal. 59-60
[40] http://guratansemangat.blogspot.com/2016/09/struktur-dan-fungsi-rangkamanusia.html.
[41] Setiadi, Anatomi Dan Fisiologi Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), hal. 287
[42] http://guratansemangat.blogspot.com/2016/09/struktur-dan-fungsi-rangka-
[43] Setiadi, Anatomi Dan Fisiologi Manusia, hal. 286
[44] Ibid
[43] Setiadi, Anatomi Dan Fisiologi Manusia, hal. 286
[44] Ibid
[45] http://guratansemangat.blogspot.com/2016/09/struktur-dan-fungsi-rangka-manusia.html.
[46] http://guratansemangat.blogspot.com/2016/09/struktur-dan-fungsi-rangka-manusia.html.
[47] Samir Abdul Halim dkk, Ensiklopedia Sains Islami, hal. 50
[48] Ibid, hal. 50
[49] Neil A. Campbell dkk, Biologi Edisi Kelima Jilid III, terj. Wasmen Manalu, (Jakarta: Erlangga, 2000), hal. 220 

DAFTAR PUSTAKA 
  • A. Martin, Elizabeth. Kamus Sains. terj. Ahmad Lintang Lazuardi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
  • al-Najjar, Zaghul Raghib. Buku Pintar Sains Dalam Hadits Mengerti Mukjizat Ilmiah Sabda Rasullah, terj. Yodi Indrayadi, Lc dan Tim Penerjemah. Jakarta: Zaman, 2013. 
  • al-Najjar, Zaghul Raghib. Pembuktian Sains dalam Sunah. Buku 1terj. Zainal Abidin dkk. Jakarta: Amzah, 2006. 
  • Afrizal Nur, Relasi penafsiran Ayat 18 Surat Ibrahim dengan Sains, disampaikan pada Seminar Nasioanl di UNISI Tembilahan, 25 Maret 2019. 
  • Ar-Razi, Abu Abdillah Muhammad bin ‘Amr bin Hasan bin Husain Taimi. Mafatihul Ghaib. Beirut: Dar Ihya’ At-Turats Al-‘Arabiy, 1420 H. 
  • Baqi, Muhammad Fu’ad Abdul. Al-Mu’jam Al-Mufahras li Al-Fazh Al-Qur’an Al-Karim. Kairo: Dar al-Hadits. TT. 
  • Dewi, Nurliani Rahma dan Tim. Alam Dalam Juz 30. Depok: Kuttab Al Fatih, 2016. 
  • Halim, Samir Abdul dkk. Ensiklopedia Sains Islami. Tangerang: Penerbit Kamil Pustaka, 2015. 
  • Ibnu Manzhur.Lisan al-Arab. TT: Dar al-Hadits, 2003. 
  • Ja’far, Mochamadiyah. Qur’an & Ilmu Pengetahuan Moderen. Surabaya: Al-Ikhlas, 1984. 
  • Jauhari, Thantawi. Al-Jawahir. Beirut: Dar al-Fikr, T.TH. Muhammad, Ahsin Sakho dkk. 
  • Ensiklopedi Kemukjizatan Ilmiah dalam al-Quran dan Sunnah 2. terj. Masturi Ilham Lc dkk. Jakarta: PT Kharisma Ilmu, 2009. 
  • Naik, Zakir. Al-Qur’an VS Sains Modern Menurut Dr. Zakir Naik Sesuai atau Tidak Sesuai?. Yogyakarta: Sketsa, TT. 
  • Neil A. Campbell dkk. Biologi Edisi Kelima Jilid III, terj. Wasmen Manalu. Jakarta: Erlangga, 2000.
  • Nurazizah, Leni. Skripsi Tarjamah Kitab I’jaz Ayat al-Quran fi Bayani Khalaq al-Insan liduktur Muhammad Fayyad ila al-Lugah al-Indunisiyyah wa Musykilat at-Tarjamah al-Mustalahat alBiyulujiyyah fih. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2015. 
  • Sani, Ridwan Abdullah. Sains Berbasis Al-Quran. Jakarta: Bumi Aksara, 2015. 
  • Setiadi. Anatomi Dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007. 

JURNAL: 
  • Azhar, Manusia dan Sains dalam Perspektif Al-Qur’an, (Lantanida Jurnal, Vol. 4 No. 1). 2016. 
  • Eva Iryani, Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan, (Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol. 17 No. 3).  2017. 
  • Haerani Harun dan Tamrin, Fungsi Organ Tubuh Manusia dari Sisi Medis dan Al-Qur’an, (Jurnal Inspirasi, No XIV Edisi Oktober). 2011 
  • Web: http://bebenta.blogspot.com/2012/05/tulang-panggul-organreproduksi.html.
    Diakses 27 Januari 2019 
  • http://guratansemangat.blogspot.com/2016/09/struktur-dan-fungsirangka-manusia.html.
    Diakses 27 Januari 2019. 
  • http://islamkuchanel.blogspot.com/2017/11/mengungkap-kebenaranhadits-nabi.html.
    Diakses 30 Januari 2019. 
  • https://mekmad.blogspot.com/2015/04/tulang-sulbi-ilmu-osteologidalam-al.html.
    Diakses 27 Januari 2019. 
  • https://satujam.com/gambar-kerangka-manusia/.
    Diakses 27 Januari 2019


Baca Juga

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Keteranganmu muter2 tapi tidak mendeskripsikan apapun tentang maksud ayat itu...

    BalasHapus