Mengkaji Al-Quran sesuai dengan amanat dari al-Quran sendiri sejatinya disebut "Tadabbur" dan mengkaji Al-Quran model ini menurut Az Zamakhsyari artinya adalah:
ŲŖŲ£Ł
ُّŁŁ ŁŲ§ŁŁŲøŲ± ŁŁ Ų„ŲÆŲØŲ§Ų±Ł ŁŁ
Ų§ ŁŲ¤ŁŁ Ų„ŁŁŁ ŁŁ Ų¹Ų§ŁŲØŲŖŁ ŁŁ
ŁŲŖŁŲ§Ł ، Ų«Ł
Ų§Ų³ŲŖŲ¹Ł
Ł ŁŁ ŁŁ ŲŖŲ£Ł
Ł؛ ŁŁ
Ų¹ŁŁ ŲŖŲÆŲØŲ± Ų§ŁŁŲ±Ų¢Ł : ŲŖŲ£Ł
Ł Ł
Ų¹Ų§ŁŁŁ ŁŲŖŲØŲµŲ± Ł
Ų§ ŁŁŁ”
" .... merenungkannya dan mengkaji apa yang ada di belakangnya dan apa yang dikembalikan kepadanya, mencakup seluruh akibat dan tujuan, serta mengamalkan apa yang menjadi hasil dari renungannya. Maka makna tadabbur Quran adalah merenungkan makna-makna dan menyingkap seluruh apa-apa yang menjadi kandungannya."
Ringkasnya, tadabbur lebih pelan, dalam dan luas daripada istidlal (mencari dalil yang tidak ada pada nash Al-Quran dan As-Sunnah, tidak ada pada Ijma dan tidak ada pada Qiyas).
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Apabila kami mempelajari sepuluh (10) ayat Al-Qur’an dari Nabi shalallahu alaihi wassalam, kami tidak melanjutkannya dengan ayat setelahnya sehingga kami mengamalkannya.”
Sedangkan "kajian" yang dimaksud dalam catatan-catatan di bawah ini jauh lebih ringan dan lebih bersifat umum, dimaksudkan untuk menjawab isu-isu terkait topik bahasannya masing-masing.
0 Komentar