Alkitab bukan firman Tuhan, melainkan karangan manusia.
KESAKSIAN DAN PERNYATAAN PARA TEOLOG
1. Pendeta Dr. R. Soedarmo [Pendeta di gereja kristen Jawa Salatiga, Dosen Sekolah Tinggi Teologi Jakarta, Dosen Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Anggota Badan Pengurus Dewan Gereja Indonesia, ketua seksi Perjanjian Lama LAI, dlsb] membuat pernyataan SANGAT MUNGKIN ALKITAB MENGANDUNG KESALAHAN
“Dengan pandangan bahwa alkitab hanya catatan dari orang saja, maka diakui juga bahwa di dalam kitab suci tsb mungkin sekali rwedapat kesalahan. Oleh karena itu alkitab dengan bentuk sekarang masih dapat diperbaiki” (Ikhtisar Dogmatika BPK Jakarta, 1965, hlm. 47). “Di dalam perjanjian Baru pun ada kitab-kitab yang diragukan kebenarannya, antara lain surat Wahyu dan Yakobus yang disebut surat Jeram” [Ikhtisar Dogmatika, hal. 49].
2. Dr. G. C. Van Niftrik dan Dr. B. J. Bolland: ALKITAB KELIRU
“Kita tidak usah malu-malu, bahwa terdapat berbagai kekeliruan di dalam alkitab; kekeliruan-kekeliruan tentang angka-angka perhitungan; tahun, dan fakta. Dan tak perlu kita pertanggungkan kekelirua-kekeliruan tsb itu pada caranya, isi alkitab telah disampaikan kepada kita, sehingga kita dapat berkata: “Dalam naskah aslinya tentu tidak terdapat kesalahan-kesalahan, tetapi kekeliruan itu barulah kemudian terjadi di dalam turunan naskahnya. Isi alkitab juga dalam bentuknya yang asli, telah datang kepada kita dengan perantaraan manusia” [Dogmatika Masa Kini, BPK Jakarta, 1967, hal 298].
3. Dr. B.J. Bolland: KITAB DANIEL ADALAH KARANGAN BUTA
Bolland dalam bukunya Kunci Kitab Daniel halaman 5-12 mengatakan bahwa Kitab Daniel milik Protestan yang terdiri dari 12 pasal, pasal 1-6 adalah “Karangan Buta (Anonim), “ sedangkan pasal 7-12 disebut sebagai “karangan Samaran (Pseudinim).”
4. Drs. M. E. Duyverman: KESALAHAN PADA PENYALINAN ALKITAB
“Ada kalanya penyalin tersentuh pada kesalahan dalam naskah asli yang dipergunakannya, lalu kesalahan itu diperbaikinya, padahal perbaikan itu sering mengakibatkan perbedaan yang lebih besar dengan yang sungguh asli. Dan kira-kira penyelidikan dan penyesuaian salinan-salinan; agaknya terdorong oleh perbedaan yang sudah terlalu besar di antara salinan-salinan yang dipergunakan dengan resmi dalam gereja” [Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, 1966, hal. 24-25].
5. Dr. A. Powel Davies: INJIL-INJIL SYNOPTIK CUMA MEDIA SALING SALIN SAJA
“The first three, or Sypnoptic Gospels tell much same story. There are discrepancies; but it is impossible to a considerable extent to reconcile them. John’s Gospel, however, tells quit a different story from the other three. If John is right, then the other three are wrong; If the Synoptic are right, the John’s Gospel must surely be in error” (The meaning of the Dead Sea Scrolls The New American Library, 1961, p. 106).
(Tiga injil pertama, yaitu Injil Synoptic, membawakan cerita yang sama. Akan tetapi terdapat pertentangan-pertentangan di dalamnya, sehingga tidaklah mungkin sedemikian jauh untuk mendamaikan ayat-ayat ini. Namun Injil Yohanes menceritakan cerita-cerita yang amat berbeda dari ketiga Injil pertama itu. Bila Injil Yohanes yang betul, maka ketiga Injil yang lain itu salah; bila ketiga Injil itu betul, maka Injil Yohanes yang pasti salah!)
6. Dr. Walter Lempp: SAINS DALAM KEJADIAN-1 SUDAH KETINGGALAN JAMAN!
“Susunan semesta alam yg diuraikan dalam Kitab Kejadian 1 tidak dapat dibenarkan lagi oleh ilmu pengetahuan modern” [Tafsiran Kejadian, hal. 58].
“Pandangan Kejadian-1 dan seluruh alkitab tentang susunan semesta alam adalah berdasarkan ilmu kosmografi bangsa Babel. Pandangan itu sudah sangat jauh ketinggalan jaman” [Tafsir Kejadian, hal. 65].
“Eighty-two percent of the words ascribed to Yesus in the Gospels were not actually spoken by him” (Robert W. Funk, Roy W Hoover, and The Jesus Seminar, The Five Gospels, What did Jesus Really Say?, Harper San Francisco, 1997, p. 5).
(Delapan puluh dua persen kalimat yang katanya diucapkan Yesus di dalam kitab-kitab Injil sebenarnya tidak pernah diucapkan oleh Yesus).
(a). KITAB TAURAT DALAM BIBLE BUKAN TULISAN MUSA
“Sampai abad ke-18 umum diterima oleh kalangan orang Yahudi dan orang Kristen bahwa Pentateuch (Taurat) itu dikarang oleh Nabi Musa sendiri. Hanya tentang Ulangan 34: 5-12 (wafat Musa) kadang-kadang diterangkan bahwa bagian itu dikarang oleh Yusak: tetapi terdapat juga keterangan bahwa Musa sendiri menubuatkan hal wafatnya sendiri. Akan tetapi, sejak abad ke-18 tradisi mengenai Musa sebagai pengarang mulai diragukan” [Pembimbing ke Dalam Perjanjian Lama, BPK Jakarta, 1963 hal. 40-41].
(b). KITAB MAZMUR DALAM ALKITAB BUKAN TULISAN DAUD
“Jadi benarkah Daud itu pengarang Mazmur yang 73 jumlahnya? Belum tentu! Sudah beberapa kali kita menjumpai gejala bahasa orang Israel suka menggolongkan karangan-karangan di bawah nama orang termasyhur. Oleh karena itu tentu tidak mustahil pengumpulan mazmur-mazmur itu (atau orang-orang yang hidup kemudian) memakai nama Daud, karena raja itu termasyhur sebagai pengarang mazmur. Dengan lain perkataan, pemakaian nama Daud, Musa, Salomo di sana merupakan tradisi kuno, yang patut diperhatikan, tetapi tradisi itu tidak mengikat” [Pembimbing ke Perjanjian Lama, BPK Jakarta, 1963 hal. 205].
9. Pendeta David J. Fant, New York Bible Society: NASAKAH ASLI ALKITAB TELAH HILANG!
“The question naturally arises, do any of the original manuscripts of the Bible still exist? The answer is No. The original manuscripts were on papyrus and other perishable materials and have long since disappeared” [Rev. David J. Fant, Simple Helps and Visual Aids to Understanding The Bible, p. 6].
(Persoalan yang biasanya ditanya, apakah naskah-naska asli alkitab masih ada hingga kini? Jawabannya tidak! Naskah-naskah asli di atas papirus dan bahan-bahan lain yang mudah rusak semuanya telah lama hilang)
10. M.E Kemp: NAMA PENULIS KITAB SEJARAH DALAM ALKITAB TIDAK DIKETAHUI
“Berapa kitabkah yang termasuk dalam Kitab Sejarah dan apa saakah nama kitab-kitab itu? Kitab-kitab sejarah ada 12, yaitu: Yosua, Hakim-hakim, Rut, 1Samuel, 2Samuel, 1Raja-raja, 2Raja-raja, 1Tawarikh, 2Tawarikh, Ezra, Nehemia dan Ester.
Siapakah penulis kitab-kitab Sejarah itu? Nama penulis kitab-kitab sejarah itu tidak pernah diketahui dengan pasti, kecuali kitab Nehemia yang ditulis oleh Nehemia sendiri” [M.E. Kemp, Bible Questions and Answers (edisi Indonesia: Tanya Jawab Alkitab), Yayasan Kalam Hidup, Bandung, cet. Ke-14, 1994, hal 23].
11. Dr David L Baker (Teolog kelahiran Inggris, dosen bidang Perjanjian Lama di STT HKBP dan STT Jakarta), mengakui bahwa SEBAGIAN ISI KITAB PENGKHOTBAH ITU NEGATIF
“Penulis Kitab Pengkhotbah merenungkan maksud kehidupan manusia di dunia yang fana ini dan mengungkapkan perasaannya bahwa segala sesuatu adalah sia-sia. Tidak ada gunanya! Seperti banyak manusia pada masa kini, dia mengalami depresi dan frustasi. Boleh dikatakan dia seorang pesimis.
Kitab Pengkhotbah agak sulit ditafsirkan, karena sebagian isinya sangat negatif, demikian juga sikap penulisnya” (Dr David L Baker, Mari Mengenal Perjanjian Lama: Suatu Pengantar Ringkas, hlm. 94).
12. Stefan Leks, pakar bibliologi Katolik: TEKS ASLI ALKITAB MEMANG TIDAK ADA!
“Salah satu pertanyaan mendasar yang seringkali dikemukakan oleh para pembaca Kitab Suci (alkitab) menyangkut teksnya sendiri adalah: sejauh manakah teks itu pasti? Jangan-angan teks itu sudah diubah dan dimanipulasi. Jangan-angan ada teks-teks yang disingkirkan oleh pihak tertentu, dan sebagainya.
Di seluruh dunia tidak usah dicari teks asli alkitab, sebab teks itu memang tidak ada. Yang kita miliki sekarang ialah salinan dari salinan-salinan terdahulu, dan diantara bermacam-macam salinan yang kita miliki itu terdapat cukup banyak perbedaan. Perjanjian Lama berisikan teks-teks yang dibuat oleh bangsa Israel. Penyusunannya meliputi beberapa abad lamanya. Hampir semua teks itu dituliskan dalam bahasa Ibrani kuno, sedangkan beberapa bagiannya dituliskan dalam bahasa Aram, bahkan dalam bahasa Yunani. Perjanjian Baru berisikan teks-teks dalam bahasa Yunani (koine) yang pada abad pertama menjadi bahasa internasional Kristen. Sedangkan proses penyusunannya meliputi beberapa puluh tahun” [Stefan Leks, Inspirasi dan Kanon Kitab Suci, Kanisius, Yogyakarta 1992, hal. 73-74].
Nah, sekarang mari sama-sama kita cermati dengan segenap akal budi, apa arti dari pernyataan para teolog di atas itu? Dapatkah kita secara aoprior menyatakan bahwa alkitab bebas dari segala kemungkinan pemalsuan? Tentu saa tidak!
Palsu adalah lawan dari asli, otentik, atau tulen. Dengan kata lain, palsu berarti tidak asli, tidak otentik, dan tidak tulen. Membuat pernyataan bahwa alkitab sekarang itu palsu, atau tidak otentik, bukanlah suatu hujatan, melainkan suatu kesimpulan dari hasil berpikir logis dan ilmiah.
Lembaga Alkitab Indonesia sendiri, melalui webnya alkitab.or.id telah mengakui bahwa alkitab sekarang memang berbeda dengan alkitab yang otentik. Hal ini dikarenakan proses penyalinan dan penerjemahan di masa lalu dan masa-masa berikutnya hingga sekarang.
Kepalsuan alkitab juga disebabkan oleh penjagaan alkitab yang hanya mengandalkan satu sistem penjagaan, yaitu penulisan. Berbeda dengan Al-Quran yang dijaga melalui hafalan dan tulisan. Sistem penjagaan Al-Quran telah terbukti menjaga keaslian Al-Quran.
Al-Quran, pada masa Nabi masih hidup, telah dihafal oleh banyak shahabat, dan juga ditulis dalam berbagai media catatan. Karenanya, jika ada seseorang yang keliru membaca apalagi sampai mengartikan satu kata saja, maka akan banyak shahabat lain yang meluruskan.
Sedangkan alkitab, tidak ada yang sanggup menghafalnya. Bahkan Injil-Injil yang terdapat dalam alkitab itu sendiri sebenarnya tidak ditulis pada masa Yesus. Tapi disusun berdasarkan cerita-cerita kabar burung dari orang-orang yang tidak dijamin integritasnya. Konsekuensinya, Injil-Injil dalam alkitab sebenarnya tidak punya nilai otentik sama sekali. Jangankan berasal dari Tuhan, atau sekurang-kurangnya dari Yesus, kita semua tahu bahwa injil-injil tsb bahkan bukan berasal dari murid-murid Yesus!
Dan hal ini sudah dikemukakan dengan jujur oleh para teolog dan pakar alkitab sendiri sebagaimana disebutkan di atas.
Dr. R. Soedarmo menyatakan, “Dengan memandang bahwa Kitab Suci (alkitab) hanya catatan saja dari orang, maka diakui juga bahwa di dalam Kitab Suci mungkin sekali ada kesalahan.” (Ikhtisar Dogamtika, BPK Jakarta, 1965 hal. 47]
Hal ini berbeda dengan Al-Quran. Al-Quran bukanlah jurnal dari seseorang, tetapi merupakan wahyu dari Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui Jibril Ar-Ruhul Qudus, kemudian Nabi mengajarkannya kepada para shahabat untuk dihafal dan dicatat dan diberitah pula bahwa itu adalah Al-Quran surat kesekian ayat kesekian.
Dr. R. Soedarmo juga menyatakan, “Di dalam Perjanjian Baru pun ada kitab-kitab yang diragukan kebenarannya, antara lain Surat Wahyu dan Yakobus yang disebut surat Jeram” [Ikhtisar Dogmatika, BPK Jakarta, 1965 hal. 49]
Dr.G.C Van Niftrik dan Dr. B.J Bolland berkata: “Kita tidak usah malu-malu, bahwa terdapat berbagai kekhilafan di dalam alkitab; kekhilafan-kekhilafan tentang angka-angka tahun dan fakta.” (Dogmatika Masa Kini, BPK Jakarta,1967, hal 298).
Pernyataan yang lebih lugas justru datang dari petinggi Institut Alkitab Moody, salah satu Misi Penyebaran Injil Kristen yang terkenal di dunia; DR. W. Graham Scroggie yang menulis dalam bukunya;
“Injil adalah karangan manusia, walaupun demikian ada orang yang terlalu fanatik buta -tanpa berpedoman kepada ilmu pengetahuan menyangkal kenyataan ini. Kitab-kitab itu telah muncul melalui fikiran manusia, ditulis dalam bahasa manusia, diabadikan dengan tangan-tangan manusia dan memiliki gaya yang menunjukkan karakteristik manusia.”
Dengan kata lain, Injil bukanlah firman Tuhan, ia hanyalah karangan manusia. Berbeda dengan Al-Quran yang memang merupakan wahyu dari Allah dan memiliki gaya yang menunjukkan karakteristik ilahiyah yang tidak dapat ditiru oleh manusia mana pun. Jika para penyair Arab berkolaborasi dengan para ilmuwan lalu mereka membuat satu surat saja untuk menandingi Al-Quran, niscaya mereka tidak akan sanggup.
Jika benar bahwa Al-Quran itu berasal dari Muhammad yang manusia, maka tidak dapat dipungkiri bahwa kejeniusan Muhammad mengalahkan ilmuwan dan pakar sains modern manapun dari berbagai disiplin ilmu modern jaman ini. Dan tentunya sangat jauh di atas kejeniusan para pengarang alkitab dan ini yang sangat menyakitkan; sangat jauh melampaui kejeniusan Yesus yang dipercaya oleh pengikut Paulus sebagai Tuhan!
Allah Yang menurunkan Al-Quran telah menciptakan sistem pemeliharaan sedemikian rupa sehingga Dia menjamin keaslian Al-Quran. Dari cara-Nya menurunkan Al-Quran ayat demi ayat, penciptaan peristiwa sebelum Dia menurunkan suatu ayat, dapat dilihat bahwa Allah ingin agar Al-Quran ini mudah diingat dan dipahami.
Hal ini tidak terjadi pada kitab-kitab sebelumnya yang turun sekaligus satu kitab dalam satu waktu. Karena Dia tidak berkehendak menjadikan hukum dan kitab-kitab sebelum Al-Quran itu menjadi hukum yang abadi. Dia menghendaki agar Al-Quran itulah yang menjadi kitab dan hukum yang abadi.
Allah ingin menunjukkan Al-Quran di atass kitab-kitab palsu yang beredar saat itu hingga sekarang. Allah membiarkan kitab-kitab terdahulu dipalsukan. Lalu dari kitab-kitab palsu itu pun kemudian muncul ajaran-ajaran palsu. Sehingga akan terlihat oleh mereka yang menggunakan akalnya dengan baik mana ajaran yang berasal dari Tuhan, dan mana ajaran yang berasal dari karangan manusia, seperti digambarkan oleh DR. W. Graham Scroggie di atas.
Sekarang nyatalah bahwa alkitab yang diimani umat kristen saat ini memang palsu. dan itu adalah kesimpulan ilmiah, bukan hujatan yang didasari oleh kebencian.
Oleh karenanya kita membutuhkan kitab asli yang memuat ajaran yang benar-benar berasal dari Tuhan Sang Pencipta alam semesta berikut segenap makhluk, termasuk umat manusia, untuk membimbing kita ke dalam keselamatan yang kekal.
Oleh karenanya kita membutuhkan kitab asli yang memuat ajaran yang benar-benar berasal dari Tuhan Sang Pencipta alam semesta berikut segenap makhluk, termasuk umat manusia, untuk membimbing kita ke dalam keselamatan yang kekal.
Dan Kitab Itu Adalah Al-Quran!
[Catatan Kristen Terbukti Sesat | Dari berbagai sumber]
0 Komentar