[15] "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
[16] Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
[17] yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.
[26] tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Dalam Injil Yohanes pasal 15 tertulis:
[26] Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.
[27] Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku."
Dalam Injil Yohanes Pasal 16 tertulis:
[7] Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.
[8] Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;
[9] akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku;
[10] akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi;
[11] akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.
[12] Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.
[13] Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
[14] Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.
Menurut keterangan Injil Yohanes di atas, Yesus telah menubuatkan kedatangan "Penolong yang lain". Penulis-penulis Islam telah menyatakan bahwa yang dimaksudkan dengan Penolong yang lain itu ialah Nabi Muhammad s.a.w. Akan tetapi penterjemah-penterjemah Injil dari golongan Kristen telah mengubah terjemahan kata "Penolong" dimaksud.
Dalam Alkitab (Bibel) Bahasa Melayu Hurup Latin yang dicetak oleh Nederlandsch Bijbelgenotschap di Amsterdam tahun 1927 dan disiarkan di Indonesia sebelum perang dunia yang lalu, kata "Penolong" itu diterjemahkan dengan "Penghibur".
Dalam "Wasiat Yang Baharu" Bahasa Melayu Huruf Arab yang diterbitkan oleh Nederlandsch Bijbelgenotschap tahun 1889 diterjemahkan dengan "Penghibur" juga.
Dalam Injil Yohanes bahasa Arab yang ada pada saya kini, perkataan itu diterjemahkan dengan "Al Mu’azzi" (Penghibur). Dalam terjemahan bahasa Arab yang lain disebutnya dengan "Faraqlieh".
G.C. Niftrik & Ds. B.J. Boland dalam Dogmatika Masakini menyebutnya dengan "Penghibur"
Alkitab Terbitan LAI (Lembaga Alkitab Indonesia) di Jakarta tahun 1958 menyebutnya dengan "Penolong".
Prof. J.H. Bavinck dalam Sejarah Kerajaan Allah II menerangkan bahwa kata "Penolong dalam bahasa Yunani ialah paraklétos". Seterusnya katanya: "Orang Islam sering manafsirkan ayat itu pada Muhammad. Mereka itu katakan, bukan paraklétos (= Penolong) yang tertulis disana, tetapi periklutos (= yang termasyur, yang terpuji). Dalam bahasa Arab periklutos dapat disalin dengan Ahmed."
J. Verkuyl menulis lagi: "Kata Ahmad dalam bahasa Yunani ialah Periklétos".
Mengenai nama-nama dalam Alkitab, kita selalu dihadapkan pada berbagai kesulitan, sebab para editor alkitab acapkali merobah nama-nama yang seharusnya tetap ditulis sesuai nama aslinya dan dalam bahasa aslinya, akan tetapi mereka terjemahkan ke dalam bahasa lain, khususnya bahasa Yunani.
Yesus berbicara dalam bahasa Ibrani, tidak dalam bahaya Yunani. Hal itu dapat dibuktikan dengan beberapa perkataan yang disebut atas nama yesus yang masih tercantum dalam Injil menurut bahasa aslinya. Misalnya Matius 27:46 menyebut perkataan Yesus: Eli, Eli lama Sabchtani", yaiatu dalam bahasa Ibrani.
Editor alkitab menterjemahkan nama-nama yang seharusnya dituliskan menurut aslinya, sehingga memunculkan berbagai nama yang benar-benar tidak pernah dikenal pada zaman Yesus. Misalnya saja nama Simon yang dipanggil oleh Yesus dengan sebutan Kefas (Yohanes 1:42) yang berarti "karang" atau "batu". Nama "Kefas" diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani dengan kata "Peterus" yang juga berarti "batu". Selanjutnya disebut dalam Alkitab dan dalam kalangan Kristen dikenal dengan nama "Peterus". Yesus sendiri dan orang-orang di zaman Yesus tidak pernah mengenal seseorang bernama Peterus yang menjadi murid Yesus, karena Yesus mengenalnya dengan nama "Kefas", bukan "Peterus".
Demikian pula mengenai Yesus sendiri. Ia tidak pernah menyebut dirinya "Kristus". Dan orang-orang yang hidup pada zamannya juga tidak mengenal seseorang yang disebut Kristus. Kata Kristus adalah terjemahan dari perkataan Ibrani Messias (Almasih) yang dalam bahasa Yunani disebut "Kristus". Maka nama-nama yang asli itu telah ditinggalkan, lalu diganti dengan nama terjemahannya belaka.
Di antara nama-nama yang telah ditinggalkan itu adalah "Penolong" atau "Penghibur" yang disebut-sebut dalam Injil Yohanes pasal 14, 15 dan 16. Menurut umat Kristen, kata "Penolong" dalam bahasa Yunani adalah "Paraklétos". Di samping itu ada pula pendapat yang menyebutkan bahwa kata asalnya dalam bahasa Yunani "Periklétos", yang dalam bahasa Arab artinya adalah "Ahmad", yaitu satu di antara nama Nabi Muhammad s.a.w. Sedang bunyi kata yang asli dalam bahasa Ibrani yang diucapkan Yesus dan kini diganti dengan sebutan "Paraklétos" atau "Periklétos", tidak dapat diketahui lagi, karena Injil Yohanes yang menuliskan kata nubuatan yang diucapkan Yesus itu tidak menuliskannya secara persis "kata" apa dalam nubuatan yang diucapkan oleh Yesus dalam bahasa Ibrani.
Adapun kemungkinan terjadi perubahan dalam membacakan bunyi beberapa huruf sehingga "Periklétos" (Ahmad) menjadi "Paraklétos" dalam alkitab bukanlah sesuatu yang mengherankan. Barangsiapa suka membanding-bandingkan nama-nama yang tercantum dalam Alkitab, ia akan menjumpai sejumlah besar perubahan dalam menyebutkan sesuatu nama. Sebagai misal, dapat dilihat pada nama-nama yang tercantum dalam silsilah Yesus. (Lihat Dusta silsilah Yesus).
Tidak mustahil pula bahwa penyelewengan dalam pentermahan telah terjadi. Sebagai contoh, kata "almah" dalam bahasa Ibrani yang tesebut dalam kitab Yesaya pasal 7 ayat 14 yang dihubungkan dengan Matius 1:23. Para editor alkitab telah menterjemahkannya sebagai "anak dara’ supaya dapat disesuaikan kepada Maryam ibu Yesus yang disebut-sebut sebagai anak dara yang melahirkan Yesus. Sedang arti almah yang sebenarnya adalah "wanita muda" atau "perempuan dewasa", baik yang sudah menikah maupun belum. Dari sini terlihat telah terjadi penyelewengan yang dilakukan oleh editor alkitab itu dalam penterjemahannya.
Andaikata asal kata tersebut dalam bahasa Yunani adalah Paraklétos dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai "Penolong" atau "Penghibur" atau "seorang yang jadi pembela dalam suatu perkara di hadapan hakim" seperti yang disebutkan oleh dari. J. Verkuyl, tokh nubuatan itu tetap sesuai dengan sosok Nabi Muhammad s.a.w. Sebab dalam nubuatan tersebut diterangkan berbagai sifat yang menyertai si Penolong atau si Penghibur. Sifat-sifat itu terbukti sesuai dengan sifat Nabi Muhammad s.a.w.
Muhammad s.a.w. sebagai seorang Nabi yang datang setelah Yesus, adalah seorang Penolong yang lain yang diutus oleh Tuhan untuk memberikan pertolongan bagi manusia menemukan jalan keselamatan diri mereka dari berbagai bahaya yang akan menyesatkannya. Agama Islam yang disampaikan Nabi Muhammad s.a.w. mengandung berbagai ajaran yang bukan saja menjelaskan tetapi membuktikan adanya pertolongan kepada mereka.
Muhammad s.a.w. sebagai seorang Nabi yang datang kemudian Yesus, adalah seorang pembela dalam suatu perkara dihadapan hakim. Nabi Muhammad s.a.w. akan menjadi pembela bagi manusia di hari akhirat dalam pengadilan di Mahkamah Ilahi. Pembelaan itu disebut dengan "syafa’at". Dalam ajaran Islam disebutkan satu di antara tugas Nabi Muhammad s.a.w. ialah memberi syafa’at dan Pembelaan bagi manusia dihadapan Pengadilan Ilahi di akhirat. Sifat-sifat yang disebutkan dalam nubuatan itu sesuai dengan sifat Nabi Muhammad s.a.w.
Perhatikan ini:
Yesus menyebutkan Penolong yang lain itu, "menyertai kamu selama-lamanya" (14:16). Ini menyatakan bahwa Penolong itu adalah nabi yang terakhir, tidak ada Nabi baru lagi yang akan datang kemudiannya. Dengan demikian jadilah agama dan ajaran yang disampaikannya menjadi petunjuk yang menyertai manusia selama-lamanya, yaitu hingga hari kiamat. Sifat ini sesuai kepada Nabi Muhammad s.a.w., karena ia adalah nabi yang terakhir.
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu1224, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(QS. Al Ahzab 40).
Oleh karena yang dimaksudkan dengan kedatangan Nabi-nabi itu ialah agama dan ajaran yang dibawanya, maka dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad s.a.w menyertai manusia selama-lamanya melalui agama dan ajarannya.
Penolong itu disebutnya: "Roh kebenaran" dan "Roh Kudus" (Yohanes 14:17 dan 26). Sebelumnya telah diterangkan bahwa menurut Al-Qurän surah Al-Baqarah ayat 87 dan 253, Nabi Isa telah diberi Tuhan kekuatan dengan Roh Kudus, artinya Roh Suci. Menurut tafsiran kaum muslimin Roh Kudus itu ialah malaikat Jibril. Maka penolong itu disebut Roh Kudus artinya ia disertai malaikat Jibril yang senantiasa menyampaikan wahyu kepadanya. Keterangan ini sesuai kepada Nabi Muhammad s.a.w. karena ia disertai malaikat Jibril yang senantiasa menyampaikan wahyu kepadanya.
Sebelumnya telah diterangkan bahwa sebagian ahli tafsir menyatakan bahwa yang dimaksudkan dengan Roh Kudus itu ialah "roh yang suci". Kepada semua Nabi Tuhan telah memberi kekuatan dengan mensucikan "roh-nya". Sebagian ahli tafsir menyatakan lagi bahwa Roh Kudus adalah kitab Injil yang diwahyukan Tuhan kepada Yesus, karena dengan ajaran kitab itu roh manusia dapat disucikan.
Penafsiran Roh Kudus seperti yang disebutkan tadi seusai kepada Nabi Muhammad s.a.w. Ia sebagai Nabi dikaruniai "roh yang suci" oleh Tuhan dan telah diwahyukan kepadanya kitab Al-Qurän yang dapat mensucikan roh dan jiwa manusia. Jadi Penolong itu disebut juga Roh Kudus, karena ia mempunyai roh yang suci atau mempunyai kitab yang ajarannya dapat mensucikan roh manusia.
Penolong itu disebut pula sebagai Roh kebenaran, karena ia membawa manusia kepada segala kebenaran. Sifat ini seusai kepada Nabi Muhammad s.a.w. Ia sebagai Nabi mengemban tugas untuk membawa manusia kepada segala kebenaran.
Adapun mengenai penafsiran umat Kristen bahwa yang dimaksudkan dengan Roh Kudus dalam Injil itu ilah oknum Tuhan yang ketiga, maka perhatikan yang berikut ini.
Yesus menerangkan bahwa Penolong itu "akan menyaksikan dari halku" (Yohanes 15:26). Ini sesuai kepada Nabi Muhammad s.a.w. Ia telah memberikan kesaksian yang sebenar-benarnya tentang Yesus dan telah mengkoreksi berbagai ajaran yang tidak benar yang disebut orang mengenai Yesus. Ia telah bersaksi kepada Bani Israil bahwa Yesus hanya seorang Rasul, bukan Tuhan, bukan anak Tuhan dan tidak mati disalibkan.
Yesus menerangkan bahwa Penolong itu "Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman" (Yohanes 16:8). Ini menunjukkan bahwa Penolong itu akan menjadi utusan Tuhan kepada seluruh bangsa-bangsa di dunia. Dalam ajarannya akan dinyatakan tentang hal dosa, keadilan dan penghakiman. Sifat-sifat ini seusai kepada Nabi Muhammad s.a.w. Ia diutus oleh Tuhan untuk menjadi Nabi dan Rasul bukan kepada kaumnya saja, akan tetapi kepada semua umat manusia di seluruh dunia.
Dan tidak Kami utus engkau (Muhammad) melainkan kepada manusia semuanya untuk memberi kabar gembira dan peringatan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (QS. Saba’: 28).
Sabda Nabi Muhammad s.a.w.:
"Dan aku diutus kepada manusia semuanya." [HR Al-Bukhari].
Dalam agama yang diajarkannya, Nabi Muhammad s.a.w. menjelaskan kepada seluruh umat manusia tentang dosa, keadilan, dan penghakiman.
Yesus menerangkan: "Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.". (Yohanes 16:12-13).
Penjelasan Yesus ini menyatakan bahwa ajaran yang akan dibawa oleh Penolong itu lebih banyak dan lebih kompleks dibandingkan dengan apa yang telah diajarkan oleh Yesus sendiri. Ajaran-ajaran itu belum dapat mereka terima pada zaman Yesus. Keterangan Yesus ini sesuai dengan Nabi Muhammad s.a.w. Ia datang membawa ajaran yang amat banyak yang belum pernah diajarkan oleh para nabi sebelumnya, termasuk oleh Yesus sendiri. Ia datang membawa manusia kepada segala kebenaran mengenai keimanan, ibadah, hukum muamalat, hukum perkawinan, hukum pidana, hukum-hukum yang berhubungan dengan tatanegara, budi pekerti, dlsb, yang pada zaman Yesus manusia belum sanggup untuk menanggungnya.
Yesus juga menyebut Penolong itu "tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya." (Yohanes 16:13). Keterangan ini sesuai kepada Nabi Muhammad s.a.w. Ia tidak pernah berkata-kata menurut kehendaknya sendiri, melainkan berdasarkan semua wahyu yang didengarnya dari Tuhan, itulah yang dikatakannya.
"Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)." (QS. An-Najm: 2-4).
Yesus menyebut lagi: "dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang." (Yohanes 16:13). Keterangan ini sesuai kepada Nabi Muhammad s.a.w. Ia telah mengabarkan kepada manusia segala perkara yang akan datang.
Huzaifah r.a. menerangkannya sebagai berikut:
"Ia (Muhammad) telah berdiri pada kami di satu tempat. Tidak ada ditinggalkannya suatu jua yang ada pada tempatnya itu hingga hari kiamat melainkan telah diceritakannya. Mengingat akan dia orang yang masih mengingatnya dan lupa akan dia oleh orang telah lupa. [HR Buchari dan Muslim].
Itu adalah di antara perkara akan datang yang dikhabarkan oleh Nabi Muhammad s.a.w.
Berdasarkan keterangan di atas dapatlah diketahui dengan jelas bahwa nubuatan itu telah sesuai benar-benar kepada Nabi Muhammad s.a.w.
Tentang ini, seorang facebooker; ustadz Muhamat Mutajir menjelaskan bahwa pandangan Islam terhadap kisah 'Si Penghibur' ini bersandar pada dalil-dalil berikut:
DALIL PERTAMA
Yohanes 14:16
Disebutkan bahwa "penolong itu akan menyertai kamu selama-lamanya." maksudnya, penolong itu adalah nabi akhir zaman, karena tidak ada lagi pengganti atau "penolong" lain yang akan membawa syariat baru setelahnya. Syariat agama yang dibawa "penolong" itu akan berlaku terus hingga hari kiamat. Dan ini hanya dapat dipenuhi oleh nabi terakhir (khatamun nabiyyin - QS. Al-Ahzab:40) yang syari'atnya akan menyertai manusia sepanjang zaman dunia setela kedatangannya.
"Penolong" dalam konteks ini menerangkan arti "messias", kata yang sebenarnya berasal dari bahasa Yunani "parakletos" atau "mehanem" dalam bahasa Yahudi yang berarti "penghibur". Tetapi di sini kita tidak mempertentangkan arti "penolong" atau "penghibur", sebab kedua-duanya dapat diterima untuk dinisbatkan kepada nabi Muhammad saw dan kedua-duanya berarti baik, tidak bertentangan satu sama lain. Kata parakletos menurut GA. Nallino, seorang orientalis bangsa Italia, artinya dalam bahasa arab sama dengan "Ahmad" atau "Muhammad" yang kedua-duanya juga berarti "yang terpuji".
DALIL KEDUA
Yohanes 14:17
Dikatakan bahwa dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu (maksudnya umat Yahudi) mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Sebab roh kebenaran (wahyu) yang dibawa penolong atau nabi itu ada pula berserta kamu, yaitu kitab Taurat di mana disebutkan di dalamnya tentang kedatangan penolong itu dan kitab yang dibawa si penolong itu isinya dan aturan ibadahnya sesuai dengan isi kitab Taurat, sebagaimana disebutkan dalam 10 PERINTAH TUHAN.
Konteksnya bukan pada apa yang dapat dipuji dalam diri nabi Muhamad saw, akan tetapi dalam definisi; atau arti dari sebuah "nama" yang kemudian mereka terjemahkan atau ganti dalam bahasa lain sehingga kehilangan makna.
DALIL KETIGA
Yohanes 15:26
Bahwa penolong atau nabi itu akan bersaksi tentang Yesus dan kesaksiannya berasal dari Roh kebenaran, yakni berasal dari wahyu Allah swt. sedangkan kesaksian itu sesuai dengan kenyataan dan pengalaman Yesus yang sebenarnya sebagaimana realitas yang dilihat dan disaksikan oleh pengikut-pengikut Yesus (bukan pengikut Paulus) ketika itu (Yohanes 15:27).
Hal ini sesuai dengan periwayatan nabi Isa almasih dalam Al-Qur'an bahwa bibliografi Yesus (tanpa editing) dalam Al-Qur'an akan menjadi misteri sumbang dalam mata rantai sejarah. Orang masih ingat catatan sejarah yang wajar sebagaimana diceritakan jauh sebelum masa Yesus, lalu mengapa di zaman Yesus justru orang harus mempercayai cerita-cerita tidak rasional semisal Yesus terbang ke langit atau tuhan menjelma menjadi manusia. (Paham Pagan Majusi).
Al-Qur'an, alias "roh kebenaran" menjelaskan peristiwa-peristiwa aneh dalam hidup Yesus itu dengan cara yang wajar, yakni mengklarifikasi mana yang kodariat Ilahi dan mana yang kodariat non-ilahi alias kodrat manusia biasa.
Al-Qur'an meletakkan dasar-dasar pemikiran logik atas cerita-cerita tidak rasional itu secara proporsional sehingga menjadi mustahil ada alasan bagi Yesus untuk dipertuhankan. Al-Qur'an meletakkan dasar-dasar kodariat nabi Isa almasih secara prporsional dan sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk ciptaan tuhan. Dengan demikian menjadi jelas bahwa Penolong yang dimaksud adalah nabi Muhammad saw, sebab tidak ada orang lain lagi yang begitu terang memberikan kesaksian tentang misteri tentang Yesus.
DALIL KEEMPAT
Yohanes 16:17
Disebutkan bahwa Penolong itu tidak akan datang atau lahir jika Yesus tidak pergi. Maka penolong (nabi) itu tidak akan datang kepadamu (maksudnya kepada umat Yahudi). Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Penolong itu adalah serang nabi yang akan datang menggantikan atau melanjutkan tugas-tugas kenabian Yesus. Jika saat itu Yesus masah tetap ada dan melaksanakan da'wahnya, maka akan terjadi dualisme kepentingan syari'at yang luas dan mendunia dari nabi muhammad dengan syari'at terbatas hanya untuk bangsa Israel dari Yesus. Oleh karenanya, Yesus harus pergi dulu barulah nabi itu akan muncul.
Jadi, kepergian Yesus adalah isyarat "akan datangnya utusan Tuhan berikutnya", yaitu nabi Muhammad saw. Perhatikan lagi ucapan Yesus dalam Yohanes 14:16. "Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya," Jelas dalam ayat ini Yesus berkata akan meminta seorang penolong yang lain (menggantikan dirinya) kepada Tuhan, dan lebih jelas lagi, Yesus bahkan memastikan bahwa Tuhan akan memberikan Penolong yang dimintanya, dan si Penolong akan menyertai pengikutnya untuk selama-lamanya. Artinya, Yesus mengetahui secara pasti pasti bahwa Tuhan akan mengutus seseorang untuk meneruskan risalah auhid yang dibawanya.
DALIL KELIMA
Yohanes 16:8
Disebutkan bahwa Penolong itu akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Dalam ayat ini saja kita sudah melihat dua hal yang sangat jelas, bahwa hal itu hanya sesuai dengan ajaran nabi Muhammad saw. Dari penjelasan di atas kita tahu bahwa selain nabi Muhammad saw yang diutus untuk seluruh umat manusia, nabi-nabi yang lain diutus khusus dan terbatas hanya untuka kaumnya saja. Dengan demikian, "menginsafkan dunia" akan dosa, kebenaran dan penghakiman, tidak sesuai dengan tugas Yesus atau tugas nabi-nabi sebelumnya. Perhatikan lagi firman Tuhan dalam QS. Saba: 28 di atas, atau lebih jelas lagi silahkan simak di sini.
Dakwah nabi Muhammad saw yang seluruhnya berdasarkan pada ayat-ayat Al-Qur'an selalu didahului dengan kalimat; "Hai manusia", "Hai orang-orang yang beriman", atau, "Hai anak Adam ... dst." menunjukkan bahwa ajaran nabi Muhammad saw adalah ajaran untuk seluruh umat manusia anak cucu Adam. Bukan "Hai bangsa Arab", atau "Hai umat Islam", yang sangat terbatas hanya untuk sekelompok manusia saja.
Dosa, kebenaran, dan penghakiman berarti penerapan syari'at Islam dalam segala aspek kehidpuan manusia, termasuk dalam pemerintahan dan kehidupan sosial bermasyarakat. Syariat Islam tidak hanya mengajarkan masalah duniawi saja, akan tetapi juga masalah ukhrawi (akherat), di mana dijelaskan kepastian hukum alam penghakiman Tuhan yang berujung pada ganjaran berupa aneka nikmat sorga atau jutaan jenis siksa neraka. Ini sangat berbeda dengan ajaran dalam kristen ciptaan Paulus an seluruh kroninya, di mana Tuhan digambarkan sebaga penebus dosa.
Dalam kitab suci yang dibawa oleh "pengganti' Yesus ini ada pembalasan dan hukuman bagi orang-orang yang melanggar perintah dan larangan Tuhan seperti di antaranya; rajam pelaku zina, potong tangan pencuri, penggal kepala pembunuh, bayar fidyah jika tidak melakukan puasa, bagaimana menunaikan zakat, dan berbagai hukum syariat lainnya yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, hubungan antara manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan makhluk ciptaan tuhan lainnya yang sangat jelas.
PENUTUP
Ajaran Yesus, ajaran Paulus, dan ajaran Muammad saw
Dalam ajaran Kristen yang diciptakan oleh Paulus dan "dikembangkan" oleh seluruh kroninya, balasan bagi pendosa sama sekali tidak ada, sebab terlepas sebesar apapun dosa seseorang, cukup dengan percaya Yesus adalah Tuhan yang mati guna menebus dosanya, maka praktis si pendosa akan masuk sorga!
Sebagai manusia yang secara naluriah menjunjung tinggi asas keadilan, dalam ajaran ini kita sama sekali tidak melihat adanya balasan yang setimpal bagi pelaku dosa terhadap Tuhan maupun terhadap sesama. Seseorang yang melakukan dosa besar terhadap orang lain misalnya, sebut saja melakukan pembunuhan berantai; sepanjang si pelaku dan semua korbannya sama-sama percaya bahwa Yesus adalah Tuhan yang mati untuk menebus dosa mereka, maka baik si pelaku maupun si korban sama-sama masuk sorga. Naluri seorang hakim yang manusia biasa saja, terlepas apapun agamanya, pasti tidak dapat menerima jika asas keadilan bagi korban perbuatan dosa dan si pendosa tidak diberlakukan. Konon pula Tuhan sebagai Sang Pencipta Yang Maha Adil?
Itulah sebabnya kenapa seperti tercatat dalam Yohanes 16:12, Yesus menegaskan bahwa apa yang seharusnya dia ajarkan kepada murid-muridnya pada masa kenabian dulu itu disadarinya masih terlalu sulit untuk dipahami, apalagi untuk ditanggung oleh orang-orang yang hidup pada jamannya.
Bahkan sampai hari inipun, umat kristen yang mengira diri mereka adalah pengikut Yesus sejati - padahal sejatinya adalah pengikut Paulus - masih memposisikan diri mereka sama seperti orang-orang dengan kemampuan olah pikir sangat terbatas yang mendengar ucapan Yesus seperti tercatat dalam Yohanes 16:12 lebih dari 2.000 tahun lalu.
Perhatikanlah bagaimana umumnya umat Kristen yang mengikuti ajaran Paulus memandang hukum Taurat yang tidak pernah dirobah barang satu iotapun oleh Yesus. Dengan amat percaya diri mereka secara berjamaah mengatakan bahwa tidak ada manusia yang sanggup menjalankan hukum Taurat! Padahal faktanya, hukum Taurat adalah bagian dari lebih banyak lagi hukum-hukum lain yang sejak 14 abad lalu diajarkan oleh nabi Muhammad saw dan secara konsisten dijalankan oleh umat Islam hingga hari ini!
Demikian, semoga berguna.
Salam bagi umat yang mengikuti petunjuk!
0 Komentar